
Ditulis Oleh : Yayank Innal
Sebenarnya tour ini sudah sering dilakukan oleh Youngs Fisher Adventure’s Team (YFAT) jika tidak mempunyai waktu untuk melakukan tour keluar kota. Dari pada kelamaan gak tour, Yudi dan Innal mencoba peruntungannya pada tanggal 9 November 2007 untuk menggilat ikan toman di Pulau Kumala. Dan pada tanggal 2 desember 2007 YFAT kembali mencoba menggilat ikan toman dengan tambahan personil yakni Nata D Coco, Pak Yong, dan Eenkids.
Pada trip pertama (2 Des 07) kami berangkat sekitar pukul 1 siang, dan langsung menuju penyeberangan Karyawan Pulau Kumala tepatnya disamping bangunan Genset Pulau Kumala. Dengan tarif sekitar Rp.2500,- per orang, kami sudah dapat menyeberang ke Pulau Kumala dengan sarana Ketinting. Sekitar 2 menit kami sudah sampai di Dermaga Pulau Kumala, dan membeli tiket masuk seharga Rp.2000,- per orang. Tidak lupa kami membawa bekal minuman dingin serta rokok, karena di Pulau Kumala warung agak berjauhan dengan Kolam Pesut yang nantinya akan kami datangi.
Sekitar 10 menit berjalan kaki, kami akhirnya tiba di kolam pesut dan langsung mengeset pancing. Kami sengaja memakai umpan jenis Uepro yang bertipe menyelam ke dalam air untuk mencoba menarik perhatian ikan toman. Saya dan Yudi mengambil spot di samping kiri kolam, karena kelihatannya banyak sebatan ikan yang mungkin akan menjadi santapan ikan toman. Masing - masing melempar umpan, dan ditarik dengan berbagai cara, saya yang baru - baru saja mengenal trik ini, hanya menarik dengan kecepatan yang berubah - ubah, kadang - kadang cepat, kadang - kadang juga lambat. Sekitar 1 jam menggilat, hasilnya nihil. Sedangkan cuaca dari arah tenggarong seberang sudah terlihat mendung, dan sekitar 30 menit berlalu hujan pun turun dengan lebat. Untung di Kolam Pesut ada semacam tempat yang nantinya akan digunakan oleh pengunjung berteduh atau sekedar minum untuk menjadi tempat bernaung kami.
Sekitar 1 jam lebih menunggu hujan reda, kami kembali melempar umpan masing - masing. Setelah 2 kali melempar umpan, pada lemparan ke 3 saya berhasil strike. Pada awalnya perlawanan ikan ini lumayan mantap, saya pun mengendurkan setelan drag supaya pertarungan dengan ikan toman ini agak lama. Akan tetapi selang 5 menit perlawanan dari ikan toman ini terasa mengendur drastis, walhasil saya pun menarik ikan dengan mudah. Rekan Yudi membantu saya menangkap ikan toman yang berukuran kurang lebih 1 kilo ini dengan menggunakan gancu kecil yang didesain sendiri oleh Yudi. Yap, ikan sudah mendarat ditempat aman. Yudi yang dari tadi belum mendapat strike dari ikan toman, akhirnya menurunkan set pancing ringan untuk memancing ikan salap yang lumayan banyak di Kolam Pesut ini. Sambil menunggu strike dari ikan salap, yudi pun masih getol menggilat toman. Saya pun mencoba memutari kolam, karena di spot pertama sudah berulang kali melempar umpan, hasilnya nihil.
Hingga sampai pada pukul 6 sore kami tidak berhasil mendapatkan ikan toman lagi, berbalik dengan ikan salap yang selalu rajin memakan umpan kami. Karena sudah hampir maghrib, kami pun memutuskan pulang.
Di trip kedua, pada tanggal 2 desember 2007, Eenkid yang merupakan adik dari yudi dan pak yong datang dari jogja dalam rangka menyambut orang tua (H. Hermain, DBA) datang dari menunaikan ibadah Haji. Rencananya sebenarnya adalah ingin memancing di laut, namun karena gelombang masih tinggi yang disebabkan angin barat, akhirnya rencana itu batal dan diganti dengan refreshing sekaligus mancing di Kolam Pesut, Pulau Kumala.... (Lagi).
Sekitar jam 11 siang kami berangkat ke penyeberangan Pulau Kumala, sesampainya di Kolam Pesut, kamipun mengeset pancing masing - masing dan berpencar. Pak yong di sudut tengah, yudi dan saya di sisi kiri kolam, sedangkan eenkid dan nata di sisi kanan kolam. Masing - masing melemparkan umpan ke kolam, tarik...... Lempar ...... Tarik ...... Lempar......! Begitulah yang terjadi secara terus menerus. Namun lain lagi dengan eenkid dan nata, tekniknya adalah : Tarik ...... Lempar ...... Pindah ...... Tarik ....... Lempar ...... Pindah......! Sehingga dalam waktu 10 menit mereka selalu mengeksplor satu spot dengan seksama, namun hasilnya nihil. Sedangkan pak yong dan yudi asyik menggilat dengan diselingi mancing ikan salap. Yah lumayan lah, ada strike dan menghilangkan tangan yang gatal karena lama belum strike. Hal ini berlangsung cukup lama, disaat yudi dan pak yong asyik “menyintak” ikan salap, yang laen tetap dengan idealisme mereka, (karena juga pancingan ikan salap nggak dibawa semua, alias cuman untuk menggilat doang, mau apa lagi?).
Waktu yang semakin sore, membuat beberapa personel patah semangat, yudi kini getol mancing ikan salap, pak yong masih menyempatkan menggilat sekali - kali diselang mancing ikan salap, nata pun sudah kembali keperaduan (ngumpul ditengah kolam setelah sukses tawaf mengelilingi kolam dengan hasil “nade”) sayapun bernasib sama. Hanya eenkid yang getol menggilat, dan posisinya kini sudah 50 % tawaf, alias kini ditengah - tengah kolam sambil sesekali berhenti untuk merokok. Pak yong yang sudah beberapa kali memanggil - manggil rekan - rekan untuk bersiap - siap lengser ke rumah, sudah mengurangi pancingnya, nata, yudi, dan saya apalagi, sudah beres - beres. Namun disaat itu juga, dari arah tengah kolam, “strike....!” Eenkid ternyata berhasil menggilat toman, dan rekan - rekan yang laen asyik memberi arahan dan komando (karena eenkid jarang sekali memancing, alias pemula). Nata yang sedang semangat langsung mengambil kamera dan berlari secepat mungkin, disusul yudi yang ikut lari estafet (namun sempat 2 kali berhenti karena kelelahan). Sedangkan eenkid asyik bertarung dengan ikan toman tersebut, sesekali pak yong berteriak memberi arahan yang cukup menusuk sanubari eenkid. Saya cukup memberi semangat dari jauh saja, maklum si junior kebetulan ikut, jadi nggak bisa jauh - jauh. Setelah yudi dan nata sampai di tempat, yudi langsung turun ke pinggir kolam untuk menangkap ikan toman tersebut. Karena tidak membawa gancu, akhirnya dengan “ilmu” yang ada, yudi menangkap ikan toman yang sudah kelelahan dengan kedua tangan dan langsung melemparkan ke daratan. Berhasil.....!!!
Dengan penuh suka cita eenkid melampiaskan rasa senangnya, hal ini berlanjut pada saat pulang. Karena juga sudah mau masuk waktu sholat maghrib kami pun beranjak pulang. Eenkid tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya disepanjang perjalanan pulang, yang laen termasuk saya hanya merasa kosong, karena tidak berhasil menggilat ikan toman. Next time, we’ll back... It’s just a beginner luck..! He he he...